Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyapa Hati Membuka Diri Sendiri

Nilai boleh biasa mental harus juara

Darulihtidaulislam.com- Beberapa tahun yang lalu, orang tua tampak bisa tenang tenang saja membesarkan anak berkembang apa adanya. Orang tua bekerja, anak sekolah. Semuanya baik-baik saja. Semacam ada tombol otomatis yang aman terkendali. 

Kini para orang tua dijangkiti penyakit takut anaknya gagal. Eits tunggu dulu, takut anak gagal atau orang tua takut dianggap gagal mendidik anak? Macam-macam saja yang dilakukan orang tua. Ada orang tua yang sibuk menghujani anak dengan berbagai fasilitas atau memasukkan anak ke sederet kursus yang aduhai. Ada yang sungguh mengupayakan agar anaknya jangan sampai sedih, kecewa, kepanasan, bla bla bla. Sebagian orang tua jadi mudah panik ketika melihat anak tetangga yang seumuran punya keterampilan selangkah lebih maju. 

Dunia sungguh telah berubah. Lingkungan, teknologi, dan pola hidup masyarakat berubah pesat. Orang tua masa kini tak bisa lagi duduk manis bekerja, tanpa memikirkan apa yang ditonton anak, apa yang dimakan, dengan siapa bergaul, apa buku bacaannya, ke mana dia pergi, baju apa yang dipakai, dan berbagai aspek yang harus disimak dengan saksama nan teliti alias waspada dan bijak. Semacam ada hantu menakutkan yang berkeliaran atau ranjau yang tertanam entah dimana. 

Percepatan terjadi di mana-mana. Orang tua beramai-ramai ingin mencetak anaknya menjadi bibit unggul orang tua rela melakukan apa pun agar anaknya sukses dan bahagia, dengan membelikan berbagai sarana dan menyekolahkan ke tempat terbaik bahkan sampai ke luar negeri. Terdapat banyak sekali tawaran konsep pendidikan. Semuanya menyajikan data empiris dan testimoni yang menarik. Metode yang digunakan pun berdasarkan penelitian ilmiah. Dan orang tua jadi bingung, sebagian lagi terprovokasi. Jadilah bisnis dunia anak ini laris manis. 

Sejatinya nilai-nilai penting pengasuhan anak tetap sama dari zaman dahulu hingga kini, hanya caranya saja yang berbeda karena keadaan zaman dan perangkat yang berubah. Perubahan zaman mengharuskan orang tua untuk menyesuaikan diri. Pola asuh proaktif sudah menjadi keharusan. Orang tua perlu mendidik anak dengan mengantisipasi segala perubahan, masalah, dan kebutuhan di masa depan. Orang tua dituntut berpikir, berinisiatif, bertindak, memilih, dan menentukan rangsangan terbaik untuk anak, sesuai kemampuan, yaitu kemampuan anak dan orang tua. 

Orang tua tak mau melewatkan berbagai kesempatan untuk memompa potensi anak. Boleh saja lah, asal tidak berlebihan. Dianggap berlebihan bila sikap proaktif orang tua ini melebihi batas kemampuan dan psikologis anak. 

Bagaimana agar tidak berlebihan? 

Orang tua perlu belajar tentang tahapan perkembangan anak tentunya belajar dari sumber yang tepercaya orang tua perlu berinvestasi untuk mendidik dirinya sendiri. Kemampuan menilai tingkat kepentingan produk dan jasa yang diperlukan anak sebanding dengan tingkat pengetahuan orang tua akan tahapan tumbuh kembang anak beserta segala aspek dan pernak-perniknya Luasnya wawasan orang tua menentukan model pendidikan dan pengasuhan anak. 

Orang tua yang melakukan kesalahan dalam pengasuhan bukan karena mereka tidak sayang anak, tetapi karena tidak tahu bahwa ada cara yang lebih baik. Kasih sayang menjadi syarat utama pengasuhan, tetapi kasih sayang saja tidaklah cukup. Orang tua butuh ilmu dan perlu mengembangkan dirinya agar dapat mengimbangi kemajuan zaman dan pemikiran anak. 

Membesarkan anak tidak bisa hanya bermodal 'katanya'. Orang tua memerlukan dukungan dan pemahaman agar tidak terbebani dan pertumbuhan anak tidak melenceng serius. Hidup di zaman yang serba cepat dan canggih dengan hingar-bingar 5 miliar manusia tentu memerlukan seperangkat keahlian, ketangkasan, dan ketahanan diri. Mengapa? Dimana pun kita berada, apa pun jenis pekerjaannya, di setiap sisi hidup manusia, pasti pernah mengalami gagal. 

sumber: nilai boleh biasa mental harus juara

Wassalam...

ariv yabarwiel
ariv yabarwiel " DUNIA TEMPAT DITINGGAL BUKAN TEMPAT TINGGAL " by : Arifullah

Posting Komentar untuk "Menyapa Hati Membuka Diri Sendiri"