Nasab Syeikh Abu Bakar bin Salim
kunjungi situs www.darulihtidaulislam com
Darulihtidaulislam.com- Nasabnya yang mulia Beliau bernama As-Sayyid As-Syarif As-Syekh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Al-Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah bin All Shohibud Darak bin Alawi Al-Ghuyur bin Al-Ustadz Al-A'dham Al-Fagih Mugaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khal Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Al-Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Jakfar As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Sayyidina Ali bin Abi Thalb dan Ibunda Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam.
Adapun Ibunda beliau bernama As-Sayyidah As-Syarifah Talhah
binti (anak perempuan ) Aqil bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran bin Al-Imam Abdurrahman As-Segaf, dan terus seperti nasab diatas.
Sedangkan Ayahnya Syekh Abu Bakar yang bernama As-Sayyid Salim bin Abdullah adalah seorang ulama di zamannya, beliau tinggal di desa Lisk di Kota Inat dan dibesarkan di dalam lingkungan yang penuh dengan ilmu dan ibadah serta didikan Islam yang baik dan sempurna.
Semenjak kecil As-Sayyid Salim sudah belajar Al-Quran dan
menghafalnya. Beliau menimba ilmu kepada para ulama di masanya dengan semangat yang tinggi dan niat yang agung. Beliau seorang yang terkenal istiqomahnya dalam ibadah, bersifat wara', zuhud, ikhlas dalam beramal dan memiliki ketakwaan yang tinggi kepada Tuhannya.
Baca juga: Biografi Imam Nawawi Banten
Murid As-Sayyid Salim yang terkenal adalah puteranya sendiri
yaitu Syekh Abu Bakar, yang terdidik secara langsung melalui tangan beliau dengan ilmu, adab dan tazkiyah (penyucian jiwa).
As-Sayyid Salim mengenalkan puteranya Syekh Abu Bakar ini kepada ulama-ulama di zamannya. Dan Syekh Abu Bakar merasakan tarbiyah yang agung ini dari ayahnya selama kurang lebih 25 tahun hingga sang ayah wafat.
Peninggalan agung sang ayah yang sampai detik ini bisa
dirasakan adalah rumahnya yang mulia di sebelah Masjid As-Segaf di desa Lisk. Berapa banyak masyarakat yang datang berkunjung ke rumah beliau sepeninggalnya tidak lain untuk mencari berkah dari bekas orang alim dan shaleh.Dan rumah tersebut dijadikan sebagai majelis taklim pagi dan sore hari untuk masyakat desa Lisk.
Adapun kakek Syekh Abu Bakar yang pertama yaitu Al-Habib
Abdullah bin Abdurrahman adalah seorang yang terkenal berilmu dan memiliki wawasan yang luas. Tersohor dengan keilmuan dan ketakwaannya, gemar beribadah, bersifat rendah hati dan tidak suka ketenaran.
Al-Habib Abdullah juga dilahirkan di desa Lisk dan dibesarkan disana dengan tarbiyah Islam yang baik. Beliau juga wafat
di desa Lisk namun dimakamkan di pekuburan Zanbal di Kota Tarim.
Selanjutnya adalah kakek Syekh Abu Bakar yang kedua yaitu
Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah. Seorang yang tumbuh di
lingkungan penuh dengan ilmu dan akhlak. Sebagaimana kebiasaan para leluhurnya di dalam menuntut ilmu agama Al Habib Abdurrahman bin Abdullah juga demikian, ia duduk bersama para ulama di masanya dan menimba ilmu dari mereka.
Baca juga: Dimanakah kubur Sayyidina Ali ??
Beliau seorang ulama yang mengamalkan ilmunya, berkepribadian santun dan mulia, senang beribadah dan memiliki sifat takut yang tinggi kepada Tuhannya.AL Habib Abdurrahman bin Abdullah lahir di Kota Tarim dan wafat di desa
Lisk, namun jenazahnya yang mulia dikuburkan di pemakaman Zanbai dengan para leluhurmya.
Begitulah terus kemuliaan nasab dan keagungan leluhur yang
dimiliki Syekh Abu Bakar. Apabila kita tengok di kitab-kitab managib orang-orang shaleh akan kita dapati kakek-kakek beliau termasuk manusia-manusia agung yang tertulis di dalamnya.
Tidak cukup pena ini menggoreskan kemuliaan satu persatu
biografi para leluhur Syekh Abu Bakar bin Salim. Sebab satu orang diantara mereka laksana samudera yang tidak bertepi, tak mampu seseorang mensifati kemuliaan dan keutamaan mereka di sisi Allah SWT.
Darulihtidaulislam.com- Nasabnya yang mulia Beliau bernama As-Sayyid As-Syarif As-Syekh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Al-Imam Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah bin All Shohibud Darak bin Alawi Al-Ghuyur bin Al-Ustadz Al-A'dham Al-Fagih Mugaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khal Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Al-Muhajir Ilallah Ahmad bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Jakfar As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Sayyidina Ali bin Abi Thalb dan Ibunda Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shallahu 'alaihi wa Sallam.
Adapun Ibunda beliau bernama As-Sayyidah As-Syarifah Talhah
binti (anak perempuan ) Aqil bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran bin Al-Imam Abdurrahman As-Segaf, dan terus seperti nasab diatas.
Sedangkan Ayahnya Syekh Abu Bakar yang bernama As-Sayyid Salim bin Abdullah adalah seorang ulama di zamannya, beliau tinggal di desa Lisk di Kota Inat dan dibesarkan di dalam lingkungan yang penuh dengan ilmu dan ibadah serta didikan Islam yang baik dan sempurna.
Semenjak kecil As-Sayyid Salim sudah belajar Al-Quran dan
menghafalnya. Beliau menimba ilmu kepada para ulama di masanya dengan semangat yang tinggi dan niat yang agung. Beliau seorang yang terkenal istiqomahnya dalam ibadah, bersifat wara', zuhud, ikhlas dalam beramal dan memiliki ketakwaan yang tinggi kepada Tuhannya.
Baca juga: Biografi Imam Nawawi Banten
Murid As-Sayyid Salim yang terkenal adalah puteranya sendiri
yaitu Syekh Abu Bakar, yang terdidik secara langsung melalui tangan beliau dengan ilmu, adab dan tazkiyah (penyucian jiwa).
As-Sayyid Salim mengenalkan puteranya Syekh Abu Bakar ini kepada ulama-ulama di zamannya. Dan Syekh Abu Bakar merasakan tarbiyah yang agung ini dari ayahnya selama kurang lebih 25 tahun hingga sang ayah wafat.
Peninggalan agung sang ayah yang sampai detik ini bisa
dirasakan adalah rumahnya yang mulia di sebelah Masjid As-Segaf di desa Lisk. Berapa banyak masyarakat yang datang berkunjung ke rumah beliau sepeninggalnya tidak lain untuk mencari berkah dari bekas orang alim dan shaleh.Dan rumah tersebut dijadikan sebagai majelis taklim pagi dan sore hari untuk masyakat desa Lisk.
Adapun kakek Syekh Abu Bakar yang pertama yaitu Al-Habib
Abdullah bin Abdurrahman adalah seorang yang terkenal berilmu dan memiliki wawasan yang luas. Tersohor dengan keilmuan dan ketakwaannya, gemar beribadah, bersifat rendah hati dan tidak suka ketenaran.
Al-Habib Abdullah juga dilahirkan di desa Lisk dan dibesarkan disana dengan tarbiyah Islam yang baik. Beliau juga wafat
di desa Lisk namun dimakamkan di pekuburan Zanbal di Kota Tarim.
Selanjutnya adalah kakek Syekh Abu Bakar yang kedua yaitu
Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah. Seorang yang tumbuh di
lingkungan penuh dengan ilmu dan akhlak. Sebagaimana kebiasaan para leluhurnya di dalam menuntut ilmu agama Al Habib Abdurrahman bin Abdullah juga demikian, ia duduk bersama para ulama di masanya dan menimba ilmu dari mereka.
Baca juga: Dimanakah kubur Sayyidina Ali ??
Beliau seorang ulama yang mengamalkan ilmunya, berkepribadian santun dan mulia, senang beribadah dan memiliki sifat takut yang tinggi kepada Tuhannya.AL Habib Abdurrahman bin Abdullah lahir di Kota Tarim dan wafat di desa
Lisk, namun jenazahnya yang mulia dikuburkan di pemakaman Zanbai dengan para leluhurmya.
Begitulah terus kemuliaan nasab dan keagungan leluhur yang
dimiliki Syekh Abu Bakar. Apabila kita tengok di kitab-kitab managib orang-orang shaleh akan kita dapati kakek-kakek beliau termasuk manusia-manusia agung yang tertulis di dalamnya.
Tidak cukup pena ini menggoreskan kemuliaan satu persatu
biografi para leluhur Syekh Abu Bakar bin Salim. Sebab satu orang diantara mereka laksana samudera yang tidak bertepi, tak mampu seseorang mensifati kemuliaan dan keutamaan mereka di sisi Allah SWT.
SEKIAN.......
masa ALLOH..sungguh beruntung manusia yg hidup di zaman beliau..dan menghdiri majelisnya..semoga kita semua termasuk orang yg menvinhai beliau
BalasHapusmasa ALLOH...bahgianya manusia yg hidup sezaman beliau..semoga kita semua termasuk orang2 yg mencintai beliau
BalasHapusMasyallah sungguh beruntung masa zaman beliau bsa menghadiri majlis beliu...semoga kta termasuk orang2yg mencintai beliau Aamiiiin...
BalasHapus